PRODUSEN solusi sekuriti McAfee Inc menerbitkan peringatan bagi lebih dari 120 juta pengguna situs jejaring sosial Facebook.
McAfee mengungkapkan, Facebook telah terinfeksi virus bernama Koobface. Virus itu mampu mencuri informasi seperti data kartu kredit pengguna Facebook.
"Para pengguna Facebook harus tetap menerapkan prinsip komputasi aman yang sudah diajarkan sejak 10 tahun silam, yakni jangan pernah membuka attachment dari e-mail yang dikirimkan orang tidak dikenal," ujar peneliti McAfee Inc Craig Schmugar.
Ketika PC (personal computer) seorang pengguna Facebook sudah terinfeksi Koobface, maka Koobface membaca daftar teman pengguna tersebut. Koobface kemudian menggandakan diri dengan cara mengirimkan e-mail berisi salinan dirinya ke teman-teman pengguna yang telah terinfeksi. Proses penggandaan itu tentu saja tidak diketahui pengguna karena berlangsung secara otomatis dan rahasia.
Reaksi berantai pun terjadi. Penggandaan dan infeksi terus terjadi ketika pengguna Facebook yang lengah membuka attachmentyang berisi virus tersebut. Pengguna yang awam kesulitan mendeteksi ancaman virus itu karena virus tersebut menyamar sebagai file bernama flash_player.exe.
"Virus itu membujuk pengguna untuk mengklik attachment itu dengan mengatakan bahwa Flash Player pengguna sudah ketinggalan zaman. Ketika update palsu yang mengaku berasal dari Adobe Systems Inc itu diklik, maka PC pengguna pun terinfeksi.
Ketika pengguna Facebook telah terinfeksi, maka setiap kali pengguna mencoba membuka situs-situs pencarian seperti Google, Yahoo, MSN, Live.com, maka pengguna diarahkan situs-situs lain yang telah terkontaminasi.
Juru bicara Facebook Barry Schnitt mengaku sudah mengetahui penyebaran virus Koobface melalui situs jejaring sosial tersebut. Schnitt pun mengakui bahwa sejumlah kecil pengguna Facebook sudah terinfeksi.
"Beberapa virus lain juga sudah mencoba menggandakan diri melalui Facebook," tandas Schnitt.
Schnitt menambahkan, ini bukan upaya pertama dari virus Koobface untuk menyebarkan diri melalui Facebook. Pada Agustus silam, varian pertama virus Koobface sudah mencoba menyebarkan diri melalui situs itu tapi berhasil ditumpas oleh Facebook.
Schmugar mengungkapkan, situs jejaring sosial menjadi wahana baru untuk penyebaran virus karena pengguna situs jejaring sosial cenderung menurunkan kewaspadaan ketika menerima attachmentdari sesama pengguna. Sebab, mereka beranggapan situs-situs jejaring sosial memiliki sistem keamanan cukup kuat.
Sebagai contoh adalah Facebook. Situs jejaring sosial itu mengharuskan pengirim pesan lebih dulu menjadi anggota sebelum dapat mengirimkan pesan dan orang yang tidak menjadi anggota Facebook tidak dapat membuka data anggota Facebook. Sistem sekuriti itu membuat para pengguna Facebook yakin bahwa virus tidak akan dapat menyebar melalui Facebook.
Namun, fakta berbicara beda. Salah seorang pengguna Facebook yang terinfeksi Koobface adalah Chief Executive Officer RLM Public Relations Richard Larmer. Dia mengaku sudah membuang PC-nya yang terinfeksi Koobface.
"Komputer saya hancur setelah terinfeksi Koobface," ucap Larmer.
Facebook pun bukan situs jejaring sosial pertama yang terinfeksi virus. Pada Agustus, situs jejaring sosial MySpace milik News Corp juga terinfeksi varian awal Koobface. Namun, MySpace berhasil membasmi virus itu sehingga tidak lagi menyebar.
"Penyebaran Koobface melalui Facebook adalah bukti bahwa pembuat virus Koobface terus memperbarui dan menambah fungsionalitas virus itu. Sayang, hingga saat ini pembuat virus Koobface belum ditemukan," tutur Schmugar.
No comments:
Post a Comment