Memupuk Rasa Percaya Diri

Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa

sehari-hari "tidak pede" dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya

yakin hampir setiap orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri dalam

rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia

lanjut. Ruang konseling di website inipun banyak diwarnai dengan pertanyaan

seputar kasus-kasus yang berhubungan dengan krisis kepercayaan diri

tersebut. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat

mengganggu, terlebih ketika dihadapkan pada tantangan atau pun situasi baru.

Individu sering berkata pada diri sendiri, �dulu saya tidak penakut

seperti ini....kenapa sekarang jadi begini ?� ada juga yang berkata:



"kok saya tidak seperti dia,...yang selalu percaya diri...rasanya selalu

saja ada yang kurang dari diri saya...saya malu menjadi diri saya!�

Menyikapi kondisi seperti tersebut diatas maka akan muncul pertanyaan dalam

benak kita: mengapa rasa percaya diri begitu penting dalam kehidupan

individu. Lalu apakah kurangnya rasa percaya diri dapat diperbaiki sehingga

tidak menghambat

perkembangan individu dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun dalam

hubungan interpersonal. Jika memang rasa kurang percaya diri dapat

diperbaiki, langkah-langkah apakah yang harus dilakukan?

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan saya jawab dalam artikel ini.



Kepercayaan Diri



Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan

dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri

maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti

bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang

diri, alias �sakti�. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya

merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana

ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa �

karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang

realistik terhadap diri sendiri.



Karakteristik



Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang percaya diri Beberapa ciri atau

karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional,

diantaranya adalah :





Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian,

pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain,

Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang

lain atau kelompok

Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain � berani menjadi diri

sendiri

Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)

Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan,

tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau

keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)

Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, ornag lain dan

situasi di luar dirinya

Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika

harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan

situasi yang terjadi.

Karakteristik atau ciri-ciri Individu yang kurang percaya diri



Beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri,

diantaranya adalah:



Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan

dan penerimaan kelompok

Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan

Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan dir) dan memandang

rendah kemampuan diri sendiri � namun di lain pihak memasang harapan yang

tidak realistik terhadap diri sendiri

Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif

Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang

target untuk berhasil

Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri

sendiri)

Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai

dirinya tidak mampu

Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib,

sangattergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang

lain)

Perkembangan Rasa Percaya Diri



Pola Asuh



Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri bukanlah diperoleh secara

instant, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak usia dini, dalam

kehidupan bersama orangtua. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi

kepercayaan diri seseorang, namun faktor pola asuh dan interaksi di usia

dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya

diri.Sikap orangtua, akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada

saat itu. orangtua yang menunjukkan kasih, perhatian, penerimaan, cinta dan

kasih sayang serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak, akan

membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa

dirinya berharga dan bernilai di mata orangtuanya. Dan, meskipun ia

melakukan kesalahan, dari sikap orangtua anak melihat bahwa dirinya tetaplah

dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada

prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksisitensinya. Di kemudian

hari anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai positif

dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri � seperti

orangtuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya.



Lain halnya dengan orangtua yang kurang memberikan perhatian pada anak, atau

suka mengkritik, sering memarahi anak namun kalau anak berbuat baik tidak

pernah dipuji, tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai oleh anak, atau

pun seolah menunjukkan ketidakpercayaan mereka pada kemampuan dan

kemandirian anak dengan sikap overprotective yang makin meningkatkan

ketergantungan. Tindakan overprotective orangtua, menghambat perkembangan

kepercayaan diri pada anak karena anak tidak belajar mengatasi problem dan

tantangannya sendiri � segala sesuatu disediakan dan dibantu orangtua.

Anak akan merasa, bahwa dirinya buruk, lemah, tidak dicintai, tidak

dibutuhkan, selalu gagal, tidak pernah menyenangkan dan membahagiakan

orangtua. Anak akan merasa rendah diri di mata saudara kandungnya yang lain

atau di hadapan teman-temannya.



Menurut para psikolog, orangtua dan masyarakat seringkali meletakkan standar

dan harapan yang kurang realistik terhadap seorang anak atau pun individu.

Sikap suka membanding-bandingkan anak, mempergunjingkan kelemahan anak, atau

pun membicarakan kelebihan anak lain di depan anak sendiri, tanpa sadar

menjatuhkan harga diri anak-anak tersebut. Selain itu, tanpa sadar

masyarakat sering menciptakan trend yang dijadikan standar patokan sebuah

prestasi atau pun penerimaan sosial. Contoh kasus yang riil pernah terjadi

di tanah air, ketika seorang anak bunuh diri gara-gara dirinya tidak

diterima masuk di

jurusan A1 (IPA), meski dia sudah bersekolah di tempat yang elit; rupanya

sang orangtua mengharap anaknya diterima di A1 atau paling tidak A2, agar

kelak bisa menjadi dokter. Atau, orangtua yang memaksakan anaknya ikut les

ini dan itu, hanya karena anak-anak lainnya pun demikian.



Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak

bisa menerima kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahkan hingga kini),

setiap orang mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya

sendiri. Dengan kata lain, memenuhi harapan sosial. Akhirnya, anak tumbuh

menjadi individu yang punya pola pikir : bahwa untuk bisa diterima,

dihargai,

dicintai, dan diakui, harus menyenangkan orang lain dan mengikuti keinginan

mereka. Pada saat individu tersebut ditantang untuk menjadi diri sendiri �

mereka tidak punya keberanian untuk melakukannya. Rasa percaya dirinya

begitu lemah, sementara ketakutannya terlalu besar.



Pola Pikir Negatif



Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah,

kejadian, bertemu orang-orang baru, dsb. Reaksi individu terhadap seseorang

atau pun sebuah peristiwa, amat dipengaruhi oleh cara berpikirnya. Individu

dengan rasa percaya diri yang lemah, cenderung mempersepsi segala sesuatu

dari sisi negatif. Ia tidak menyadari bahwa dari dalam dirinya lah semua

negativisme itu berasal. Pola pikir individu yang kurang percaya diri,

bercirikan antara lain:



Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri (�saya harus bisa

begini...saya harus bisa begitu�). Ketika gagal, individu tersebut merasa

seluruh hidup dan masa depannya hancur.

Cara berpikir totalitas dan dualisme : �kalau saya sampai gagal, berarti

saya memang jelek�

Pesimistik yang futuristik : satu saja kegagalan kecil, individu tersebut

sudah merasa tidak akan berhasil meraih cita-citanya di masa depan.

Misalnya, mendapat nilai C pada salah satu mata kuliah, langsung berpikir

dirinya tidak akan lulus sarjana.

Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism : suka mengkritik diri

sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik.

Labeling : mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebutan-sebutan

negatif, seperti �saya memang bodoh�...�saya ditakdirkan untuk jadi

orang susah�, dsb....

Sulit menerima pujian atau pun hal-hal positif dari orang lain : ketika

orang memuji secara tulus, individu langsung merasa tidak enak dan menolak

mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan kepercayaan untuk

menerima tugas atau peran yang penting, individu tersebut langsung menolak

dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk menerimanya.

Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri : senang mengingat dan

bahkan membesar-besarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan

keberhasilan yang pernah diraih. Satu kesalahan kecil, membuat individu

langsung merasa menjadi orang tidak berguna.

Memupuk Rasa Percaya Diri



Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus

memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa

hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya

diri yang sedang dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi

pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis kepercayaan

diri.



1. Evaluasi diri secara obyektif



Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar

�kekayaan� pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat

positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum,

keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung

kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang

belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi

perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan

motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan

kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab

eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths,

Weaknesses, Obstacles and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat

dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik.



2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri



Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda

miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi

dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu

saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan

satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.

Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang

tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik,

populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih

lanjut semua

itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan

terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri � hingga

berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.



3. Positive thinking



Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul

dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody�s

perfect dan it�s okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif

berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang

dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan

dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan

Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru

yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah

menuliskannya untuk kemudian di

re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa

melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar.



4. Gunakan self-affirmation



Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa

kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri.

Contohnya:



Saya pasti bisa !!

Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh

menentukan hidup saya !

Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi

pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan

Sayalah yang memegang kendali hidup ini

Saya bangga pada diri sendiri

5. Berani mengambil resiko



Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko

setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu

menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi

untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda

tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika

Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan

orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam

diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil

resiko. Ingat: No Risk, No Gain.



6. Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan



Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya

adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah

diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha

melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang

dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan.

Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan,

prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan,

kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang

selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit.

Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki,

kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan

�beban� seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan

melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya

dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan

dirinya dengan orang-orang yang membuat �cemburu� hatinya. Oleh sebab

itu,

belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan

pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup

Anda.



7. Menetapkan tujuan yang realistik



Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam

arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan

tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan

tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam

mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil

mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.



Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa

percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang disarankan

di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun

demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda

mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang

berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah

menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa

percaya diri yang bersifat semu.

Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi

diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang

dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi

individu untuk �harus� menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang

keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga

rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang

nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di

besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep

diri yang tidak sehat).

Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa

dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses,

dsb � namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya

track record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya

sendiri). Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan

dan otoriter � memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk

mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa percaya diri pada individu seperti

itu tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor

pendukung eksternal, seperti

kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power keluarga, nama besar

orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu

tersebut bukan siapa-siapa.

Memulihkan Rasa Percaya Diri

Mula-mula mari kita pikirkan hal paling buruk apakah yang bisa terjadi dalam hidup kita se­ba­gai seorang manusia? Apakah hal yang paling buruk itu adalah ketika kita kehilangan kekasih kita? Ataukah hal yang paling buruk itu adalah ketika kita kehilangan pekerjaan kita? Ataukah ketika kita mengalami musibah?

Bagi saya, sebenarnya hal yang paling buruk yang bisa terjadi dalam kehidupan seorang manusia bukannya yang datang dari luar dan kemudian masuk ke dalam diri manusia. Perkara yang paling bisa menghancurkan manusia bukan sesuatu yang datang dari luar dan kemudian menyergap hidupnya. Entah itu kehilangan pekerjaan, kehilangan kekasih, atau kehilangan pendapatan. Bukan itu, tetapi hal yang paling buruk yang bisa terjadi di dalam kehidupan seseorang adalah ketika orang tersebut kehilangan kepercayaan diri terhadap dirinya sendiri. Istilah lainnya, meminjam bahasa gaul remaja, tidak lagi pede.

Orang yang putus asa berarti ia tidak lagi bisa memercayai dirinya sendiri. Hal ini merupakan hal yang paling berbahaya karena keputusasaan datang dari dalam hati seseorang. Sesuatu yang datangnya dari luar, sejalan dengan waktu dapat disingkirkan, tetapi apa yang terjadi di dalam hidup manusia, hanya orang yang bersangkutan itulah yang bisa menyelesaikannya. Berapa banyak orang yang putus asa, yang kehilangan kepedean terhadap dirinya sendiri, dan kemudian merasakan letih lesu, lunglai sehingga merasa tak ada lagi yang dapat dilakukan selain mengakhiri hidupnya. Menurut saya, inilah masalah yang paling besar ketika kita tidak bisa lagi melihat bahwa di dalam hidup kita ada sesuatu yang masih bernilai.

Kita akan membahas tentang pergumulan Gideon ketika ia berhadapan dengan Tuhan. Gideon dan bangsanya adalah orang-orang yang sudah putus asa. Mereka sudah kalah. Mereka sadar karena dosa mereka sendiri, mereka dihukum oleh Tuhan. Mereka juga sadar orang Median lebih besar dan lebih kuat. Orang Israel berada pada posisi yang terpojok. Namun, sebenarnya yang lebih berbahaya dari sekadar ancaman orang Median adalah kenyataan bahwa mereka kehilangan kepercayaan diri mereka sebagai sebuah bangsa.

Ketika malaikat Tuhan datang, Gideon sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur. Mengirik gandum adalah pekerjaan yang dahulunya biasa dilakukan di udara terbuka. Orang Israel melakukannya di tempat pemerasan anggur yang tersembunyi. Hal ini berarti mereka memang ketakutan setengah mati. Mereka memang tidak punya pilihan yang lain. Mereka memang tidak bisa ke mana-mana lagi selain harus menerima kenyataan bahwa mereka harus menghadapi bangsa yang lebih kuat. Akan tetapi, mereka juga harus mengakui bahwa di dalam diri mereka sudah tidak ada lagi kekuatan, sudah tidak ada keberanian, dan sudah tidak ada lagi semangat untuk melawan. Orang yang jatuh pada keputusasaan yang paling dalam, ia pasti akan kehilangan semangat hidupnya. Akan tetapi, orang yang masih bisa menemukan satu atau dua keindahan di dalam hidupnya, ia akan menjadi orang yang bisa bertahan di dalam tekanan hidup yang seberat apa pun.

Semangat bertahan itulah yang tidak dipunyai Gideon. Gideon hanya melihat hidup yang be­gi­tu berat, dirinya yang ternyata bukan apa-apa. Ia penuh dengan ketakutan, kecemasan, keputusasaan sam­pai saat Tuhan menjumpai dan menyapanya. Tuhan berkata, "Tuhan menyertai engkau, ya pah­lawan yang gagah berani." Gideon tidak menjawab sapaan Tuhan itu dan yang keluar malahan keluhan, "Ah Tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?"

Lihat, Gideon tidak mempunyai semangat. Ia tidak memiliki tekad untuk hidup, yang keluar adalah keluhan, keluhan, dan keluhan. Ketika orang sudah kehilangan harapan, sudah tidak lagi dapat memercayai dirinya sendiri dan sudah kehilangan kekuatannya, maka satu-satunya hal yang sering ia lakukan adalah mengeluh. Jika kita sudah mulai banyak mengeluh, bisa jadi itu indikasi bahwa kita sudah mulai letih lesu dan berbeban sehingga kita tidak bisa melakukan apa-apa selain mengeluh, mengeluh, dan mengeluh.

Gideon dijumpai Tuhan dalam keputusaasaan yang hebat. Ia tidak bisa mengatakan apa-apa selain keluhan, "Kalau memang Tuhan menyertai kami, mengapa keadaannya bisa begini? Saya ini bisa apa? Saya ini paling kecil di antara seluruh kaum keluargaku. Saya ini tidak bisa apa-apa." Namun, ada sesuatu yang unik di dalam ucapan Tuhan. Memang Gideon lemah, letih, dan dalam ketakutan, serta kehilangan kepercayaan bahkan kepada dirinya sendiri, tetapi Tuhan yang Mahatahu itu berkata, "Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani."

Perkataan Tuhan itu bisa memiliki dua arti. Jika dalam suasana perang ada orang yang melarikan diri karena ketakutan dan kemudian ia disapa sebagai pahlawan yang gagah berani, maka itu bisa dianggap sebagai suatu sindiran. Akan tetapi, saya rasa Tuhan tidak sedang menyindir Gideon. Tuhan di dalam kemahakuasaan-Nya dan di dalam kemahatahuan-Nya adalah Tuhan yang melihat bahwa di tengah keputusasaan Gideon terhadap hidupnya dan di tengah kegagalan Gideon, bahkan untuk memercayai dirinya sendiri, Tuhan masih memercayai dia. Tuhan melihat jauh ke depan bahwa kelak Gideon yang sekarang penuh dengan keputusasaan dan penuh dengan ketakutan serta kecemasan ini akan menjadi pahlawan yang gagah berani.

Ketika Tuhan menyentuh dan menjamah hidup seseorang yang sedang dalam keputusasaan yang paling dalam, maka satu hal yang Ia kerjakan adalah memeriksa hidup orang itu. Tuhan akan mencari hal yang paling indah dan yang paling baik, yang masih bisa Ia temukan di dalam hidup orang itu. Selanjutnya, Tuhan akan bekerja lewat hal yang terindah itu sehingga orang ini menjadi orang yang cakap dan tangguh.

Ketika kita kehilangan rasa percaya diri dan menyesali nasib dan kesalahan, kemudian kita mulai menjadi putus asa dan depresi, maka pada saat seperti inilah kita harus membiarkan Tuhan mengubah hidup kita. Kita harus membiarkan Ia menjamah hidup kita. Ia akan menunjukkan bagian-bagian dari hidup kita yang bisa dipakai-Nya untuk membangkitkan kita. Tuhan memahami bahwa ketika manusia putus asa dan kehilangan kepercayaan diri, maka ia tidak memiliki apa-apa lagi untuk dipercayainya. Tidak ada jalan lain, selain Tuhan menjamah orang itu dan membukakan matanya untuk melihat bahwa mungkin masih ada satu atau dua hal baik dan indah di mata Tuhan. Melalui satu dan dua hal itu, Tuhan akan membentuknya menjadi umat yang tangguh.

Kadang kala dalam kondisi yang putus asa, depresi, ketakutan, kecemasan, dan kehilangan kepercayan diri, kita justru sering kali lari dari Tuhan. Kita khawatir jika kita datang kepada Tuhan, Ia tidak menerima kita. Kita berpikir sudah cukuplah caci maki orang kepada kita dan sudah cukuplah kesalahan ditimpakan kepada kita. Kita menyalahkan diri sendiri. Kita pikir, kalau kita datang kepada Tuhan, Ia akan melakukan hal yang sama seperti orang lain. Ia akan menunjukkan dosa-dosa dan kesalahan kita? Kita bertanya-tanya, tidakkah Ia akan menghakimi kita?

Itulah yang membuat kita akhirnya tenggelam dalam keputusaasaan yang paling dalam karena kita merasa kita akan gagal. Kita merasa Tuhan juga melihat dan menjatuhkan penghukuman yang sama. Padahal tidak. Tuhan tidak pernah melakukan itu. Bagian Alkitab yang lain mengatakan bahwa hati yang hancur dan penuh penyesalan itu adalah hati yang justru akan dijamah Tuhan dan justru merupakan hati yang akan dipulihkan oleh Tuhan. Namun, entah dari mana datangnya ide dan keyakinan bahwa ketika kita gagal, kalah, atau salah, maka itu berarti juga Tuhan tidak mau menerima kita. Tidak! Tuhan adalah Ia yang melihat hal yang paling indah di tengah kehancuran yang sedalam apa pun. Tuhan punya mata yang sangat tajam sehingga ia bisa menemukan satu atau dua titik keindahan di dalam kehancuran hidup kita.

Seorang rekan yang berasal dari sebuah latar belakang yang buruk dan terbuang dari keluarga menuturkan kepada saya bahwa Tuhan itu baginya sama seperti seorang pemulung. Dahulu ketika ia gagal, keluarga membuangnya. Dulu hidupnya hancur, ia dibuang oleh orang lain, dan dianggap tidak berharga dan harus dijauhi. Ia bahkan tidak bisa memercayai dirinya sendiri. Akan tetapi, Tuhan seperti seorang pemulung yang di tengah kehancuran hidupnya masih bisa melihat hal-hal yang indah di dalam hidupnya. Di tengah penolakan orang lain, Tuhan masih menerimanya. Di tengah rusaknya hidupnya yang dikarenakan ulahnya sendiri, Tuhan masih bisa menemukan hal-hal baik yang masih bisa diperbaiki. Tuhan mengambilnya dan memulihkannya.

Namun, alih-alih berkata seperti rekan saya tersebut, mengapakah kita cenderung memandang Tuhan sebagai seseorang yang berdiri dengan penghakiman dan siap untuk menjatuhkan hukuman? Mengapa kita tidak memandang Tuhan sebagai seseorang yang menanti diri kita dan yang masih tetap percaya kepada kita?

Gideon adalah orang yang kehilangan kepercayaan kepada dirinya sendiri. Tuhan menjamahnya dan Tuhan memperlihatkan bahwa di dalam kuasa dan pekerjaan-Nya, Gideon bisa menjadi pahlawan yang gagah berani. Namun, perhatikan reaksi Gideon. Ia tidak bisa berterima kasih dan tidak bersyukur kepada Tuhan, tetapi terus-menerus bersembunyi di balik kelemahannya. Terus-menerus ia menyalahkan keadaannya. Dengan kata lain, ia tidak mau Tuhan membangkitkan kepercayaan dirinya. Tuhan mengubahkan ia, tetapi Gideon bersembunyi di balik situasinya yang tidak menyenangkan. Ia memilih bersembunyi di balik kondisinya yang memang paling kecil di antara kaumnya. Gideon memilih untuk tetap hidup di dalam kelemahan dan keterbatasannya. Padahal, Tuhan sudah menunjukkan bahwa ada sisi yang indah di dalam hidup seorang Gideon.

Betapa sering di dalam hidup ini kita berlindung di balik kelemahan dan keterbatasan kita. Ketika Tuhan hendak membentuk hidup kita, kita berlindung di balik kelemahan dan keterbatasan kita. Ketika Tuhan ingin menjamah hidup kita, atau hidup orang lain dengan menegur untuk sesuatu maksud yang baik, kita sering berkata, "Ya, memang sudah seperti ini." Ketika orang bertanya mengapa kita menjalami kehidupan tanpa makna, maka dengan begitu saja kita bebas menyalahkan lingkungan kita dan berkata, "Mau apa lagi?" Jadi, lingkungan asal tempat kita hidup menjadi tempat berlindung yang paling aman dari jamahan Tuhan atas hidup kita.

Dulu semasa kuliah, saya tinggal di kamar asrama bersama dengan dua orang teman selama enam bulan sehingga kami mengenali karakter masing-masing. Salah satu teman sekamar saya adalah seseorang sulit memercayai diri sendiri. Setiap menjelang menghadapi ujian, ia selalu berteriak-teriak dan memukul-mukul kepalanya dan mengatakan bahwa dirinya adalah orang bodoh dan pasti tidak dapat mengerjakan ujian. Namun, setiap hasil ujian diumumkan, teman ini selalu mendapat nilai yang paling tinggi di antara kami. Hal ini membuat kami kesal dan kami mendorong dia untuk memiliki rasa percaya diri. Kami katakan bahwa ia sebenarnya memiliki kemampuan, tetapi ia selalu menolak dan berdalih bahwa ia memang sudah dari kecil begitu dan lingkunganlah yang membentuk dirinya seperti itu. Ia tidak mau merubah perilakunya dan sebaliknya ia berlindung di balik perkataan "memang saya dari dulu sudah begini."

Betapa mudahnya kita berlindung pada kelemahan dan ketidakberdayaan kita. Kita memberikan kesan seolah pintu tertutup bagi Allah untuk memproses diri kita. Kita memberikan terlalu banyak alasan yang inti sebenarnya adalah kita tidak mau Tuhan mengerjakan sesuatu yang indah di dalam hidup kita. Sama seperti Gideon yang berkata, "Lihat, kalau Engkau menyertai kami, tidak mungkin bangsa kami berada dalam kondisi seperti ini. Kalau Tuhan memang menyertai kami, tidak mungkin Tuhan melakukannya melalui diri saya. Saya ini kecil." Orang yang kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri akan berhenti di satu titik saja meskipun Tuhan sudah bekerja di dalam hidupnya dan menunjukkan bahwa Ia ingin memproses hidupnya.

Ketika Tuhan ingin membangkitkan kita dari keputusasaan melalui proses yang terjadi di dalam hidup kita, kita sering memilih mundur saja. Kita memilih untuk dikuasai ketakutan dan keputusasaan kita. Kita memilih untuk mengeluh mengenai betapa besarnya beban yang ada. Padahal, di dalam kemahatahuan dan kejelian-Nya, Tuhan melihat bahwa sebenarnya ada titik-titik tertentu yang indah di dalam hidup kita yang bisa Ia kerjakan sehingga melahirkan sesuatu yang luar biasa. Proses dari Tuhan akan melahirkan orang yang tangguh dan yang berkemenangan dan yang akan penuh dengan kekuatan. Akan tetapi, syaratnya adalah kita harus membiarkan tangan Tuhan itu masuk di dalam hidup kita dan kalau tangan Tuhan itu masuk ke dalam hidup kita, maka pertama-tama Ia akan membenahi diri kita.

Kadang kala kita memohon agar Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita sesuai dengan jalan yang kita pandang benar. Akan tetapi, kalau kita amati, bukanlah demikian cara Tuhan menyelesaikan masalah Gideon. Tuhan menyelesaikan masalah Gideon bukan dengan membuat habis musuh-musuh Gideon, tetapi Tuhan menolong Gideon dengan cara memulihkan kepercayaan diri Gideon terlebih dahulu. Ia memulihkan dulu perasaan Gideon yang merasa bahwa ia ditinggalkan Tuhan. Tuhan memberikan jaminan terlebih dahulu kepada Gideon bahwa Ia besertanya. Cara Tuhan membebaskan kita dari pergumulan dan kehidupan yang menekan adalah dengan bekerja melalui diri kita sendiri yang berada dalam kondisi putus asa. Kita diperbaiki dulu baru kemudian kita bersama-sama dengan Tuhan akan maju menghadapi beban dan pergumulan yang ada.

Jadi, jangan pernah lagi berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk membereskan semuanya. Namun, berdoalah supaya Tuhan menjamah hidup kita atau menguatkan diri kita serta memberi kita kepercayaan dan penyertaan-Nya sehingga kita muncul sebagai orang yang tangguh dan berkemenangan. Cara kerja Tuhan berbeda dengan apa yang kita harapkan. Ia tidak menyingkirkan semua masalah, lalu berkata, "Mari Gideon kita maju." Kalau memang semuanya, maka untuk apa maju lagi? Akan tetapi, Ia membereskan Gideon dan hatinya terlebih dahulu dan memulihkan dan kepercayaan dirinya. Setelah Gideon dipulihkan kepercayaan dirinya, maka ia bersama dengan Tuhan muncul sebagai orang yang berkemenangan.

Jadi, ketika seseorang putus asa dan letih lesu, Tuhan tidak akan bekerja dengan cara mengubah sesuatu yang di luar dulu, tetapi pertama-tama Tuhan akan berurusan dulu dengan orang tersebut. Kemudian, Tuhan bersama-sama dengan orang ini akan menghadapi seluruh tantangan pergumulan dan kesulitan. Dengan demikian, seperti yang dialami Gideon, sesuatu yang berbeda akan terjadi di dalam hidup orang itu. Mengapa? Karena ia mulai percaya bahwa dirinya tidak dibuang Tuhan. Bahkan, ia mulai merasakan ada Tuhan di dalam hidupnya. Musuhnya tetap sama, bebannya tetap sama besar, kesulitannya tetap masih ada, tetapi yang berbeda adalah diri orang itu sendiri. Seperti Gideon, ia sudah dipulihkan kepercayaan dirinya. Ia sekarang sudah bersama dengan Tuhan sehingga apa pun yang terjadi di luar adalah hal yang akan diselesaikannya bersama dengan Tuhan.

Tidak semua dari kita mau mengakui bahwa diri kita putus asa. Tidak semua dari kita mau mengakui bahwa diri kita berada di dalam pergumulan besar. Namun, apa yang sedang kita alami akan tersirat secara tidak langsung melalui apa yang kita ucapkan, misalnya keluhan-keluhan dan ketidakpuasan-ketidakpuasan kita. Hal ini tampak juga ketika kita kehilangan kepercayaan terhadap orang lain atau kepada diri sendiri.

Dalam keadaan seperti ini, pertama-tama biarkan Tuhan berurusan dengan kita. Berdoalah meminta, bukan supaya Tuhan membereskan semuanya, tetapi supaya Tuhan berurusan dengan kita. Waktu kita bertanya-tanya, "Apa masih bisa, sedangkan orang tidak memercayai saya? Bahkan, saya tidak memercayai diri saya sendiri." Saya yakin Tuhan bisa. Tuhan ternyata masih percaya kepada kita. Karena itu, jika kita tidak bisa lagi memercayai apa pun: hidup kita gagal, kita dianggap orang yang tidak berguna, kita dianggap orang yang hanya menambahi beban masalah; maka di dalam kondisi seperti itu, mari kita percaya kepada Tuhan. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan akan menemukan hal-hal indah di dalam hidup kita yang akan menjadi pintu masuk bagi tangan-Nya untuk terus bekerja. Karena itu, saya mohon dengan sangat, janganlah kita melakukan upaya bunuh diri kala kita kehilangan kepercayaan kita. Tolong hargai hidup ini karena hidup adalah anugerah Tuhan. Ingatlah bahwa Ia masih bisa melihat hal-hal yang indah, yang mungkin tidak bisa dilihat oleh siapa pun. Percayalah kepada Tuhan karena Ia pun memercayai Anda.

Sumber : wepe.berteologi.net

Percaya Diri atau Sombong

Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan orang yang sangat percaya diri serta orang-orang sombong. Orang yang percaya diri biasanya mudah bergaul dengan orang lain. Sedangkan orang sombong biasanya malas didekati oleh siapapun. Pasalnya banyak orang yang bingung sebenarnya posisinya ada dimana. Sombongkah atau percaya dirikah Anda?
Berikut perbedaan antara orang sombong dan orang percaya diri:

1. Orang sombong menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain. Sedangkan orang percaya diri percaya bahwa dirinya memiliki keunikan dan talenta sebagaimana yang dianugerahkan berbeda kepada setiap orang.

2. Orang sombong seolah selalu tahu apa yang paling baik untuk orang lain. Sedangkan orang yang percaya diri selalu terbuka tentang pendapatnya terhadap orang lain.

3. Orang sombong biasanya tajam terhadap orang yang ia lihat sebagai saingan. Orang percaya diri sudah lahir dengan kemampuan untuk bersaing.

4. Orang sombong sulit dan bahkan tidak pernah mengakui kesalahan mereka. Orang percaya diri tidak takut untuk mengaku bahwa ia melakukan kesalahan.

5. Orang sombong biasanya suka jika orang lain melakukan kesalahan Sedang mereka yang percaya diri suka membantu orang menghadapi kesalahan yang mereka buat.

6. Orang sombong biasanya sangat peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya. Sedangkan orang percaya diri tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya.

7. Orang sombong biasanya suka membanggakan dirinya, sedangkan mereka yang percaya diri cenderung diam.

Lalu bagaimana cara menjadi percaya diri tanpa berubah menjadi sombong?

Peduli akan penampilan
Perbaiki penampilan Anda tanpa maksud bahwa orang lain akan kemudian memuji Anda karena itu. Lakukan itu karena Anda tahu bahwa Anda harus mengeluarkan sisi terbaik dari diri Anda.

Berikan senyuman tulus
Berusahalah untuk senyum kepada semua orang sebagai ungkapan hati Anda yang paling dalam, bukan senyum karena orang bisa terpesona terhadap senyuman Anda. Senyuman tulus adalah lambang percaya diri dan kode kepada orang lain bahwa Anda adalah orang baik yang bisa menjadi teman yang baik pula.

Perhatikan orang lain
Mulai sekarang, berikan waktu Anda untuk menanyakan kepada teman atau orang sekitar Anda apa kabar mereka dan libatkan diri pada mereka, serta lakukan itu dengan tulus pula. Tunjukkan bahwa Anda melihat mereka sebagai orang-orang yang Anda hargai, siapapun dan apapun posisi mereka.

Jangan ketinggalan jaman
Untuk jadi orang yang percaya diri, Anda perlu terus menginformasikan kepada diri Anda tentang apa yang terjadi di sekitar Anda. Caranya, ikuti berita di koran dan televisi. Ini membantu Anda percaya diri jika terlibat percakapan dengan siapa saja. Asal jangan jadi sok tahu!

Luaskan pergaulan
Jangan puas berada di lingkungan kecil milik Anda sekarang. Sebisa mungkin luaskan pergaulan. Jangan pilih-pilih teman dari segala kalangan. Melihat dunia dari segala perspektif bisa membantu Anda untuk menjadi percaya diri tanpa menjadi sombong. Karena Anda tahu bahwa di atas langit masih ada langit dan Andapun tahu bahwa di dunia ini masih banyak orang yang hidup dalam kesulitan.

Mensyukuri keberadaan Anda
Ini adalah kunci penting untuk menjadi orang yang percaya diri. Banyak orang yang tidak percaya diri karena melihat kelemahan dirinya. Dan banyak orang yang menjadi sombong karena merasa apa yang mereka punya lebih dari orang lain. Padahal inti bersyukur ialah menyadari bahwa semua itu berasal dari Tuhan semata. Tuhanpun bisa mengambilnya kapan saja Ia mau. Karena itu tidak ada yang perlu disombongkan tapi tidak ada pula yang tidak disyukuri.Dengan keunikan Anda, Anda bisa menjadi diri sendiri dan bisa berusaha memberi yang terbaik.

Ubah pola pikir Anda
Dengan semua pengetahuan itu, mulai ubah cara pAndang Anda terhadap dunia. Jika pola pikir Anda sudah terbentuk, itu akan tercermin kepada gerak-gerik Anda, kata-kata Anda, dan perilaku Anda.

Sumber : halamansatu.com

Percaya Diri Bahan Bakar Menuju Sukses

Orang tua mana yang tak bangga melihat buah hatinya memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Sebab, percaya diri alias pede merupakan salah satu modal kuat dalam meraih masa depan. Sayangnya, keinginan agar buah hati memiliki rasa percaya diri tinggi, sering tak dibarengi sikap orang tua. Malah orang tua secara tak sadar sering merusak harga diri anak yang ujung-ujungnya membuat anak minder alias tak percaya diri.

“GIMANA sih kamu, masa memakai baju saja tak rapi. Sini mama betulkan.”

Mungkin kalimat ini sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari antara ibu dan anak. Tapi tahukah dampak dari kalimat “biasa” tersebut?

Psikolog perkembangan Alva Handayani, S.Psi. mengungkapkan, kalimat itu bisa mematahkan keyakinan anak bahwa dirinya mampu memakai pakaian dengan benar. “Hati-hati dengan kalimat negatif seperti itu. Kamu bandel, kamu nakal, atau kamu bodoh adalah kalimat-kalimat negatif yang bisa menanamkan kepercayaan pada anak bahwa ia memang seperti itu,” ujar Alva.

Seorang anak yang dibawa bertamu oleh orang tuanya misalnya, bisa merasa memang dirinya pemalu akibat kalimat yang keluar dari orang tua,”Maaf ya, anak saya ini pemalu.”

Sayangnya, anak-anak ternyata lebih sering menerima kalimat-kalimat negatif dibandingkan kalimat positif. Tidak saja di bumi pertiwi ini, juga di berbagai belahan negara lainnya. Mengutip penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, Alva menyebutkan, setiap hari anak mendapat perkataan negatif sebanyak 750 kata. Sebaliknya mereka hanya memperoleh kata positif sebanyak 65 kata per hari!

“Bandingkan betapa porsi kata negatifnya lebih banyak dari kata positif. Menurut penelitian tersebut, kata negatif yang diperoleh anak datang tidak saja dari orang tuanya, tetapi dari lingkungan lainnya seperti nenek, teman, saudara, bahkan gurunya,” ucap Alva, prihatin.

Padahal, untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, salah satu pupuk mujarab adalah dengan memberi mereka kata-kata positif, salah satunya berupa pujian jika anak melakukan sesuatu yang baik. Akan tetapi, pujian tersebut juga tidak boleh berlebihan. Jika porsi pujian diberikan di luar kewajaran, malah akan menjadi bumerang bagi anak, yaitu menjadikan anak overconfidence alias terlalu pede.

Ketika anak sudah terlalu pede, ia akan sulit menerima feedback atau saran dari orang lain. Ia akan selalu merasa benar dan menyalahkan orang lain. Dengan sifat demikian, dalam hubungan sosial tentu saja ia akan dijauhi oleh lingkungannya.

**

MENUMBUHKAN rasa percaya diri pada anak ibarat memperlakukan tunas tumbuhan. Tunas tersebut bisa saja tumbuh hanya dengan bantuan alam, namun alangkah lebih suburnya jika kita ikut menyirami dan memupuk tunas yang tersebut.

Menurut Alva, banyak hal yang bisa dilakukan orang tua dalam membantu anak memperoleh rasa percaya diri. “Misalnya, saat anak bertanya orang tua bisa menunjukkan rasa antusiasmenya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Lebih jauh bahkan mendorong anak untuk terus bertanya lagi, misalnya dengan ‘Oke, kamu mau tanya apa lagi?” Kebiasaan ini membuat anak kelak berani bertanya di kelas. Jika anak tidak dilatih berani bertanya di rumah, di sekolah ia bisa kebingungan dan takut terhadap komentar teman atau gurunya jika ia bertanya sesuatu,” tutur Alva.

Rasa percaya diri juga ditumbuhkan melalui hal-hal yang kelihatan sepele namun sangat bermanfaat, misalnya melibatkan anak dalam mengambil keputusan di rumah.

“Contohnya anak diminta untuk mengusulkan akan ke mana pada liburan kali ini. Kalaupun kelak usulan itu ternyata tidak masuk akal atau tidak bisa dipenuhi, anak tetap diberi penghargaan atas usulannya. Dan orang tua menjelaskan dan memberikan alasan yang masuk akal mengapa mereka tak bisa menerima usulan tersebut,” katanya.

Untuk membuat anak percaya diri, orang tua harus melakukan pola asuh yang menstimulus atau merangsanag rasa percaya diri anak. Orang tua juga bisa membantu anak mendapatkan rasa percaya diri dengan mencari sumber percaya diri tersebut, yaitu potensi diri.

Potensi diri pada masing-masing anak bisa berbeda-beda. Ada yang bisa digali dari hasil akademisnya atau prestasi di sekolahnya. Namun, bukan berarti anak yang tidak berprestasi di sekolah tak memiliki sumber percaya diri tersebut. Potensi diri anak bisa digali dari jalur lainnya, misalnya kemampuan menyanyi, menari, atau juga sifat baik hati, ringan tangan, dan sebagainya.

Hal yang hampir sama dikemukakan International Director John Robert Power untuk Indonesia, Indayati Oetomo. Menurutnya, seorang anak yang pede tidak selalu berarti pandai, namun ia berani tampil dan mampu bersosialisasi dengan baik. “Anak itu juga biasanya atraktif,” katanya di sela-sela acara pencarian anak-anak pede “Bintang Pede Brseragam Putih Surf”, Minggu (27/8).

Berkaitan dengan pemumpukan rasa percaya diri ini, Alva merasa tidak sreg dengan sistem peringkat di kelas. Peringkat kelas yang dibuat merujuk emampuan akademik bisa membuat anak yang tidak masuk jajaran besar merasa rendah diri dan menganggap dirinya bodoh.

Kejadian lucu namun juga mengaharukan terjadi pada salah seorang klien kecil Alva. Anak lugu yang baru kelas 1 SD tersebut bingung ketika tak mendengar namanya disebutkan dalam perolehan 10 besar murid di kelasnya. Ia berkata pada orang tuanya, “Ibu guru kayaknya ngggak kenal aku ya?”

Ketika sekelompok orang setuju dengan sistem peringkat nilai akademik dengan alasan untuk mengetahaui kemampuan akademik anaknya, menurut Alva bisa disiasati dengan cara menanyakan langsung kepada guru yang bersangkutan. Guru boleh mengurutkan anak berdasarkan jumlah nilainya, namun tidak diumumkan langsung pada anak-anak. Orang tua yang berkepentingan bisa menanyakannya diam-diam.

**

MENANAMKAN sikap percaya diri hendaknya dilakukan sedini mungkin, terutama pada anak umur 5 hingga 12 tahun, saat didikan orang tua tertanam baik di otak anak.

Karena sifatnya bukan instan, sebaiknya rasa pede dipupuk sejak kecil. Jika sejak kecil anak sudah memiliki rasa pede yang kuat, lebih mudah untuk mengembangkan diri dan potensi yang ada pada dirinya,” ujar Indayati.

Menurut Indayati, rasa pede adalah bahan bakar utama keberhasilan seseorang dalam hidup ini. “Begitu bahan bakar itu didapat, tercapainya keberhasilan dalam segala kegiatan hanya masalah waktu, tergantung usaha yang dilakukan seseorang,” katanya.

Saat orang tua ingin anaknya pede, sebaiknya ia tidak overprotective, namun tut wuri handayani. “Lepaskan anak untuk berkiprah dan orang tua mendorong dari belakang. Jangan terlalu banyak larangan, sehingga anak nanti ketakutan sendiri. Jangan menargetkan sesuatu untuk anak. Obsesi orang tua justru akan menekan anak. Berikan anak kenyamanan, bukan tekanan,” kata Indayati.

Intervensi yang terlalu banyak dari orang tua, kata Indayati, akan mematikan kreativitas anak. Makanya, ia menyarankan, orang tua melatih anak sedini mungkin untuk ikut berkompetisi, berani tampil, sehingga ia kelak menjadi pede.

Tanda Merah di Wajah, penyebab tidak percaya diri

Sumber : http://ummigroup.co.id

Dokter Dewi yang cantik, pada wajah saya sebelah kanan ada tanda merah cukup banyak. Tanda merah itu ada sejak saya lahir. Saya sangat minder dengan kondisi ini. Yang ingin saya tanyakan:
1. Apakah penyebab tanda merah itu?
2. Bisakah tanda merah itu dihilangkan, misalnya dengan krim pemutih wajah?
3. Perawatan apa yang mesti saya lakukan untuk menghilangkan tanda merah tersebut?
Nuryani, Jakarta.

Jawaban:
Nuryani yang manis,
1. Tanda merah yang ada sejak lahir kemungkinan besar adalah pembuluh darah kecil pada kulit yang melebar dan berkelompok, dalam istilah medis disebut hemangioma. Kalangan awam menyebutnya tanda lahir. Sebenarnya hemangioma hanya salah satu bentuk tanda lahir yang banyak macamnya, ada juga yang kehitaman atau kebiruan karena berasal dari pigmen warna kulit. Penyebabnya sampai sekarang masih belum diketahui. Kelainan ini umumnya tidak menurun pada anak dan sama sekali tidak menular.

2. Hemangioma tidak dapat dihilangkan dengan krim yang dioleskan. Krim pemutih bekerja menghambat pembentukan pigmen warna kulit (melanin) yang kecoklatan atau kehitaman, dan tidak mempengaruhi pembuluh darah. Hemangioma saat ini bisa dihilangkan dengan sinar LASER yang langsung merusak pembuluh darah berlebihan, tanpa merusak jaringan kulit disekitarnya. Jadi sangat aman bila dilakukan oleh dokter ahli yang berpengalaman. Tapi sayangnya karena alat berteknologi tinggi khusus ini masih dibuat di luar negeri, Indonesia hanya pemakai, maka harganya masih sangat mahal. LASER untuk pengobatan hemangioma hanya ada di beberapa rumah di sakit kota-kota besar di Indonesia atau klinik swasta terbatas. Di rumah sakit pemerintah belum tersedia, karena anggaran digunakan untuk alat lain yang lebih darurat. Biaya pengobatan dengan LASER sekitar 1,3 -1,5 juta rupiah per luas kartu (sekitar 20 cm2), dan harus diulang sekitar 6-10 kali dengan jarak 4-6 minggu.

3. Kalau memang memungkinkan dari segi biaya, Nuryani tentu bisa mengobatinya. Namun jika tidak, rawat/bersihkan kulit wajah seperti biasa. Jika perlu, bagian yang kemerahan bisa disamarkan dengan mengoles krim concealer (penyamar noda) yang bisa dibeli di toko kosmetik. Setelah itu bubuhkan lotion tabir surya (minimal SPF 15) ke seluruh wajah untuk melindungi dari sinar matahari. Segera ke dokter bila hemangioma mudah berdarah, berubah warna, gatal, atau terasa sakit. Jangan kecil hati kalau hemangioma Nuryani belum bisa dihilangkan. Mungkin belum rezeki dan anggap saja itu adalah bagian dari diri Nuryani yang unik, pemberian Allah.

Herpes pada Kelamin
Ibu Dewi, saya ibu rumah tangga berusia 26 tahun dengan satu putra. Baru-baru ini saya terserang herpes pada kelamin. Yang ingin saya tanyakan :
1. Apa yang menyebabkan penyakit ini?
2. Apakah penyakit ini menular? Bagaimana cara penularannya?
3. Berbahayakah bagi wanita hamil?
4. Bagaimana cara mengatasinya?
Ummi Elin, Balikpapan.
Ummi yang dirahmati Allah,

1. Penyakit herpes gejalanya berupa gelembung-gelembung kecil berisi air, berkelompok, terasa nyeri dan pegal. Penyakit ini disebabkan oleh virus. Ada 2 macam herpes yang diketahui manusia yaitu :
a. Herpes zoster. Penyebabnya adalah virus varisela zoster, yaitu virus penyebab cacar air. Herpes ini lokasinya pada badan dan hanya mengenai bagian tertentu dan sebelah saja. Bisa juga timbul di daerah kelamin. Penyebabnya karena penderitanya pernah cacar air sebelumnya.
b. Herpes simpleks. Penyakit ini tanpa pengobatan biasanya sering kambuh-kambuhan, terutama kalau daya tahan tubuh lemah antara lain karena stres emosi, kelelahan, kurang tidur, kurang makanan bergizi. Penyebabnya adalah virus herpes simpleks tipe 1 atau tipe 2.
Tipe 1, virusnya menyerang bagian atas badan, dada , wajah, mata, kepala, tapi dapat juga menyerang kelamin. Ditularkan melalui udara dan sentuhan, bukan dari hubungan seks.
Tipe 2, virusnya umumnya menyerang daerah kelamin, dan ditularkan melalui hubungan intim, ini yang disebut herpes kelamin. Herpes kelamin gejalanya lebih sering terlihat seperti lubang sariawan, bengkak, sangat nyeri sehingga sulit berjalan dan buang air kecil. Bisa juga mengenai mulut, atau anus, karena hubungan intim pada daerah ini. Herpes kelamin ini salah satu gejalanya adalah keputihan. Tapi bukan keputihan yang menyebabkan herpes.
Kalau ingin tahu lebih lanjut, Ummi dapat meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan darah, sehingga dapat diketahui jenis virus herpes mana yang menyerang Ummi.

2. Ya, semua jenis herpes adalah penyakit menular. Untuk penularan herpes kelamin terutama melalui hubungan seks, tapi bisa juga melalui sentuhan atau air di WC yang mengandung virus ini muncrat mengenai kelamin. Oleh sebab itu, kalau memakai WC umum, jangan lupa siram dulu dengan air sampai bersih, baru kita gunakan.

3. Wanita hamil yang menderita herpes kelamin, kalau tidak diobati, maka bisa membahayakan janin yang dikandungnya. Kalau terkena herpes pada awal masa kehamilan (sebelum 4 bulan), ada kemungkinan menyebabkan cacat pada bayi atau keguguran. Kalau munculnya penyakit menjelang kelahiran dan tidak diobati, maka bayi bisa tertular penyakit herpes ini.

4. Cara terbaik menyembuhkan penyakit herpes dan jika penyakit herpes ini kambuh, segera berobat ke dokter, dan segera minum obat anti virus yang diberikan dokter, sebelum 36 jam sejak munculnya gelembung pertama di kelamin (atau terasa perih di kelamin ). Kalau sudah lebih dari 36 jam baru minum obat antivirus, maka virus sudah tidak lagi berada di dalam darah. Virus sudah masuk dan sembunyi ke dalam sel kulit dan tidak bisa dijangkau oleh obat.
Konsultasikan saja dengan dokter yang merawat Ummi. Biasanya kalau untuk penderita yang sering kambuh herpesnya, dokter memberi 'bekal' obat antivirus untuk segera diminum begitu kambuh, sebelum kontrol ke dokter. Obat antivirus yang diberikan dan dosisnya tergantung keadaan pasien, bisa jenis asiklovir atau valasiklovir. Sebaiknya ketika herpes kambuh jangan melakukan hubungan suami istri sampai herpes sembuh. Untuk mencegah kambuh, hindari stres fisik maupun emosi, jangan kelelahan, jaga kebersihan daerah intim, jaga kesehatan badan keseluruhan dengan makan makanan bergizi, olahraga teratur dan cukup istirahat.
Saya pernah merawat seorang pasien herpes perempuan yang melakukan semua usaha dengan maksimal, berdoa dan berserah diri pada Allah. Alhamdulillah, herpesnya tidak kambuh lagi! Syafakillah, Ummi.

Lima Langkah Untuk Lebih Percaya Diri

Tak dipungkiri, pasti kita semua ingin jadi lebih percaya diri dan merasa nyaman tentang diri sendiri, sehingga dapat menjalankan kehidupan terbaik kita. Namun sayangnya, menumbuhkan rasa percaya diri tidaklah semudah mengucapkannya. Berikut kami berikan beberapa panduan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan harga diri:





1. Lakukan Sesuatu Yang Membutuhkan Keputusan Dan Tindakan



Anda mungkin telah lama berkeinginan menyambung hubungan dengan teman semasa kuliah, atau mungkin telah lama ingin membersihkan rumah dan menyotir barang-barang yang tak berguna ke gudang. Apapun itu, Anda akan merasa lebih percaya diri dengan merancang tujuan (walau hanya tujuan kecil) dan bertindak untuk mencapainya.



2. Nikmati Hal Yang Anda Kerjakan Dengan Bagus



Apa Anda memiliki hobby atau olah raga yang sangat Anda nikmati? Seperti berenang atau yoga, melukis atau menulis, hal yang menyita perhatian dan membuat Anda lupa waktu saat mengerjakannya. Lalu, ini membuat Anda merasa kompeten dan mampu melakukannya dengan baik. Melakukan hobby juga dapat jadi cara luar biasa untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda. Jika Anda tak memiliki hobby khusus atau hiburan yang dapat Anda nikmati, coba lakukan sesuatu yang selalu ingin Anda coba. Bayangkan Anda melakukan itu, dan lalu lakukan! Tak perlu hal yang besar, bisa juga hal sederhana seperti bergabung dengan club jalan sehat misalnya. Anda akan menemukan diri Anda lebih terpusat dan bahagia dengan melakukan sesuatu yang membuat Anda terlibat

setidaknya selama seminggu sekali.



3. Ganti Fokus



Terbukti selama ini orang-orang yang memiliki rasa rendah diri biasanya adalah orang-orang yang terlalu banyak berfokus pada diri sendiri. Anda dapat lebih meningkatkan rasa percaya diri dengan mengerjakan sesuatu yang membuat Anda terfokus pada orang lain atau satu hal. Seperti saat Anda bertemu orang-orang baru, Anda akan menemukan rasa gugup Anda menghilang begitu lebih berfokus pada orang yang Anda temui, bukan diri sendiri. Pada akhirnya, Anda akan lebih mudah berinteraksi dengan orang lain dan merasa lebih cerah.



4. Bersikap Rileks



Belajar tentang bagaimana bersikap rileks merupakan sebuah peningkatan hidup yang luar biasa. Orang-orang yang bersikap rileks lebih sedikit mengalami masalah dengan kenangan buruk mereka dan mengikuti alur kehidupan. Melakukan meditasi juga cara populer untuk menumbuhkan perasaan rileks, Anda bisa memilih ikut yoga atau tai chi. Apapun metode yang Anda gunakan, lakukan relaksasi dengan serius. Keuntunngan dari hal ini amat luar biasa untuk sekedar diabaikan begitu saja. Jika selama ini Anda tak pernah memikirkan relaksasi sebagai hal penting, maka pikirkanlah sekarang juga.



5. Buat Daftar Hal Yang Anda Kuasai



Buat daftar dalam skala kecil. Anda dapat membuat apapun yang berhasil Anda kuasai dalam sebuah daftar, seperti misalnya: lulus ujian mengemudi dan mendapat SIM, mencetak angka tertinggi saat main basket, mengatur tabungan dan masi banyak lagi. Mengetahui banyak hal yang Anda kuasai akan membuat Anda menyadari akan apa yang telah Anda capai.



Lima hal yang kami sampaikan di atas merupakan prinsip dasar yang dapat Anda gunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri, namun Anda juga perlu menambah hal-hal ini secara permanen dalam kehidupan Anda. Selalu tanamkan dalam pikiran, karena tak semua orang terlahir dengan bakat percaya diri, kebanyakan dari kita harus bekerja untuk membangunya. Jadi, bangun rasa percaya diri dan harga diri ini dari pikiran Anda sendiri dan lakukan setiap hari untuk membuat Anda merasa nyaman.

MENGUBUR RASA MINDER DI TENGAH PERSAINGAN GLOBAL

Bagi sebagian orang tidaklah mudah melawan rasa minder, tapi bagi sebagian yang lain minder adalah sebuah penyakit yang Maha besar dan mampu menjadikan manusia budak di hadapan budak yaitu budak bagi manusia. Buku yang ditulis oleh kiyai yang lagi naik daun di tengah masyarakat kita,yang biasa di panggil dengan nama akrab 'Aa'Gim. Tulisan dalam buku Aa'sangat menarik dan sederhana.

Pada dasarnya kita tahu bahwa minder itu sangat berbahaya bagi diri kita. Banyak peluang yang tidak bisa kita peroleh,lantaran kita punya penyakit yang satu ini 'MINDER'. Tidak hanya itu,minder dapat membuat kita kalah bersaing dengan orang-orang di sekitar kita. Sebab rasa PD kita sebagai manusia telah terpupus dengan adanya minder,padahal sejak awal kita telah menjadi pemenang. Bayangkan,anda dan saya adalah pemenang.! Ketika ribuan bahkan jutaan sperma yang berebutan dapat masuk membuahi telur pada rahim ibu,maka hanya satu yang menang menebus semuanya dan mengalahkan yang lain,yaitu kita. Kita sudah menang mengalahkan sperma yang hanya bisa bertahan hidup di tengah jalan.

Saya pribadi telah mengubur rasa minder sejak saya banyak membaca dan merenungi berbagai macam romantika kehidupan yang saya lewati. Banyak hal yang membangkitkan saya agar saya bisa tampil PD di mana pun saya berada. Diantaranya dengan membaca kehidupan kita lebih dalam, biarkan pikiran anda mengubur rasa minder demi menghadapi persaingan global
yang lebih dinamis dengan cara membaca buku Aa'Gim atau dengan cara menjelajahi kisah masa kecil kita yang tidak pernah kenal minder.Meskipun ditertawakan dan terjatuh berulang
kali....kita terus berdiri dengan sangat PD ditengah tepukan tangan orang-orang yang kita cintai.

Segera kubur rasa minder anda dengan membaca buku ini atau membaca buku lainnya. Anda juga dapat mengubur rasa minder dengan sering terlibat dalam suatu organisasi. Karena dengan berorganisasi,secara tidak langsung kita sedang belajar untuk mengorganisasikan diri kita untuk tampil lebih PD dan mandiri.

Setelah anda bisa membunuh rasa minder dengan membaca buku da'i muda ini,Buku ini ditulis dnegan bahasa yang mudah dicermati dan sederhana.Bahasanya menyentuh siapa pun yang membaca. Karena gaya bahasanya tidak bertele-tele.Tulisannya membuat kita seolah sedang membaca sebuah karya pertuangan yang kita gemari.
Silakan anda nikmati rasa PD yang kelak akan mengantarkan anda menjadi manusia yang punya arti di hadapan Tuhan maupun manusia lainnya.

Mau NARSIS ato PERCAYA DIRI ?

Tidak masuk syurga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari rasa kesombongan (HR. Muslim)

Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Athabrani dan Anas)

Sahabatku, Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Ya, bisa jadi, narsisme adalah salah satu bentuk kesombongan manusia. Narsis sendiri merupakan istilah yang datangnya dari seorang pangeran di suatu negara yang memang sangat mencintai dirinya sendiri. Di negara manakah itu?

Spencer A Rathus dan Jeffrey S. Nevid menyebutkan dalam bukunya, Abnormal Psychology (2000) bahwa orang yang Narcissistic memandang dirinya dengan cara yang berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian. Hmm.. mungkin juga berharap untuk dikagumi orang lain. Biasanya mereka senang menunjukkan kelebihannya dan takut kalau-kalau kekurangannya diketahui orang lain.. hmm.. termasuk kitakah?? Tapi, kalo yang seperti ini, biasanya terjadi para kaum adam deh. Mereka biasanya secara psikologis ingin menunjukan kelebihannya di depan lawan jenisnya, atau ingin dianggap keren dan akhirnya, ingin dikagumi deh.. Bener ga, wahai kaum adam? “lari ah, sebelum ditimpukin.. :mrgreen: “

Hal tersebut dapat berupa kekaguman yang berlebihan terhadap wajah sendiri atau dapat pula terhadap bagian tubuh tertentu seperti menyukai bentuk mata, bentuk bibir, betis dsb. Nah,kalo yang ini biasa terjadi sama perempuan yang memang terobsesi untuk menjadi orang yang cantik. Akibatnya, kalo mereka lagi jalan, mereka ga tenang karena takut ada yang ngeliriknya. Tau ga, sebenarnya mereka ga Pe De karena ga yakin akan diri mereka sendiri. Makanya, perempuan tipe kayak gini, biasanya pengen banget dapet perhatian dari orang lain. Nah, kalo perempuan yang PeDe, mereka akan berjalan dengan santai, biasa-biasa saja. Tentu saja, perempuan jenis ini lebih matang dibanding yang tadi karena mereka sudah bersahabat dengan dirinya sendiri dan merasa nyaman dengan dirinya dimana pun.

Barang siapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)


Selagi orang berjalan dan merasa bangga dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya, maka tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah lalu dia bergelimang di dalam tanah sampai hari kiamat. (HR. Muslim)

Tanda tanda narsis antara lain :
merasa dirinya sangat penting dan ingin dikenal oleh orang lain merasa diri unik dan istimewa, suka dipuji dan jika perlu memuji diri sendiri :mrgreen: , lalu kecanduan difoto atau di shooting. Mungkin juga poto-poto yang pernah ditampilkannya ke publik adalah hasil seleksi dari ribuan poto yang berhasil dia koleksi. Waduh, nyindir diri sendiri neh.. :mrgreen:


Ciri selanjutnya adalah suka berlama lama di depan cermin. Seseorang yang narsistik sering tanpa sadar juga memiliki keinginan untuk “memamerkannya” ke-orang lain, tidak peduli apakah yang ingin didemonstrasikannya adalah bagian tubuh “pribadi”. Naudzubillah..

Kebutuhan untuk diperhatikan dapat pula menjadikan seseorang rentan terhadap kekurangan fisik. Ada yang merasa sangat tidak nyaman gara gara jerawat “bandel”, ada merasa perlu dandan total, walaupun cuma mau ke pasar. Hehe.. segitunya ya..

Ada cerita juga nih, katanya yang biasa seperti ini adalah kaum wanita yang sangat sensitif sama yang namanya Ms Kaca ato Mr Cermin. Walah.. Coba deh perhatiin para wanita jika mereka sedang berjalan di area yang ada cermin atau kacanya! Ya 99 % dapat dipastikan, mereka akan melihat dirinya di kaca itu. Oto matis! Hehe, pengalaman pribadi juga sih :mrgreen:


Apakah narsis sama dengan “percaya diri” ?

Beda !

Seseorang yang narsis memposisikan dirinya sebagai objek, sementara seseorang yang percaya diri memposisikan dirinya sebagai subjek. Seorang yang percaya diri tidak terlalu risau dengan ataupun tanpa pujian orang lain karena kelebihan fisik yang dimiliki, dirasakan sebagai anugerah Tuhan yang selalu disyukuri. Seseorang yang percaya diri lebih fokus kepada “kompetensi diri” ketimbang penampilan fisik.


Nah itu dia! Mau narsis ato Percaya Diri yang Rendah Hati?

Tips Kalau Anda Mau Percaya Diri

Kalau banyak dari kita membeli barang-barang mahal nan mewah, sebut saja tas mahal, mobil mahal, sepatu mahal, bahkan punya rumah mahal di daerah kelas atas, maka dari sejuta alasan yang akan diberikan, jika Anda menanyakan mengapa mereka membelinya, pasti saya yakin ada saja yang mengatakan bahwa semua itu akan menambah kepercayaan diri.

Saya adalah salah satu korban pemikiran semacam itu. Tanpa mengurangi rasa hormat dan syukur --karena saya sebetulnya sangat menghormati dan bersyukur-- kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi dan makhluk di dalamnya, saya terlahir dengan fisik sederhana dan biasa-biasa saja. Kecil, kurus, dan... hidup, itu kata teman saya.

Ganteng? Itu tak herlaku untuk saya. Waduh... dibandingkan dengan pria-pria lainnya, saya tidak masuk hitungan. Kalau dimisalkan sebuah lomba, mau masuk semifinal saja mungkin saya harus perlu katebelece. Bahkan, kalaupun ada 100 atau bahkan 500 pria terganteng, saya pun juga tak akan masuk ke dalamnya. Nomor 499 saja pun masih jauh rasanya.

Karena saya jauh dari sosok seperti Marcellino Lefrand atau Ari Wibowo, bahkan Tora Sudiro, maka dalam perjalanan hidup ini saya pernah mempunyai periode tak percaya diri. Dulu saya tak pernah memikirkan ini bakal terjadi. Dan waktu itu terjadi dan saya menyadarinya, hati ini sempat tidak menerima. Kok pendeklah, kok jeleklah, kok ini, kok itu, dan seterusnya, dan seterusnya.

Kalau fisik saya tak seberapa, keadaan finansial dan karier saya boleh dikatakan lumayan. Dengan keadaan itu, saya mulai mengenal enaknya bisa beli barang-barang mahal, mulai dari tas, kemudian sepatu, kemudian baju. Jadwal perjalanan saya melintasi benua juga menambah kepercayaan diri saya. Bayangkan saja, pria yang tadinya biasa-biasa saja, fisik yang sama sekali tidak menarik, tiba-tiba bisa terbang ke sana kemari, beli jas Armani, dan sepatu John Lobb.

Seperti narkoba

Semua itu membuat saya kemudian merasa barang-barang mahal ini adalah sarana agar saya bisa terus merasakan hadirnya percaya diri. Harus diakui keadaan itu sangat nikmat dilakoni. Saat itu saya herterima kasih di dunia ini ada barang bermerek. Barang yang ternyata membantu saya menepis, paling tidak, kesedihan saya sebagai manusia yang fisiknya dilahirkan biasa-biasa saja, bahkan tak ada geregetnya, untuk dapat sejenak merasa senang bisa membuat orang menoleh kepada saya yang tidak saya dapatkan dari keadaan lahir.

Akhirnya saya sering melarikan diri bersembunyi, dan memeluk barang-barang mahal itu sebagai senjata untuk memesona orang lain, untuk menerima hormat orang lain dan untuk dapat diakui.

Semua itu seperti narkoba. Saya seperti tak lagi bisa memercayai kemampuan saya sebagai manusia, tetapi malah menggantungkannya pada harang-barang itu. Saya tidak malah mencoba memesona orang dengan kepribadian saya, tetapi justru dengan menyodorkan barang-barang itu ke hadapan mereka. Saya menjadi senang dibicarakan orang karena barang-barang itu ketimbang saya yang punya otak sedikit encer.

Dengan waktu yang bergulir dan kematangan jiwa, kini saya berpikir bagaimana mungkin saya bisa percaya diri dengan bantuan benda-benda mati itu? Bagaimana mungkin saya mencari kepercayaan diri di balik logo-logo barang mahal itu? Bagaimana mungkin kepercayaan diri saya cuma seharga barang mahal itu?

Itu bukan kepercayaan diri yang saya dapatkan, itu cuma ego yang terpuaskan yang membuat saya malah cenderung menjadi sombong. Dan saat saya merasa punya kepercayaan diri dengan benda mati mahal itu, saat itu justru saya sedang benar-benar dalam keadaan tidak percaya diri. Itu sebuah rasa percaya diri yang semu.

Saya tak akan berhenti membeli barang-barang mahal karena sejujurnya saya tak mampu berhenti terpukau. Tetapi, kini saya tahu, saya membeli hanya untuk kesenangan ego semata, bukan membeli karena saya mencari tempat perlindungan. Sepengetahuan saya juga, butik bernama Prada, Dior, dan nama-nama lainnya hanya menjual tas, baju, dan sepatu. Di etalase mereka pun tak pernah tertulis: Di sini menjual kepercayaan diri buatan Perancis.

Tips Kalau Anda Mau Percaya Diri

1. Sadarilah sejak awal bahwa kata percaya diri itu berarti Anda yang percaya kepada diri Anda. Percaya diri tak berarti percaya pada sebuah benda, sebuah logo, atau sebuah merek, tetapi Anda titik. Jadi, kalau percaya diri yang mau ditingkatkan, yang harus naik kelas itu Anda, yang ditingkatkan itu Anda, bukan benda-benda mati, mahal nan mewah itu. Itu namanya bukan percaya diri, tetapi percaya benda mati.

2. Mau menambah percaya diri tak bisa hanya bermodalkan keadaan lahiriah semata. Apalagi kalau lahiriahnya seperti saya. Kepala Anda juga mesti diisi dengan berbagai macam pengetahuan dan informasi. Kalaupun Anda bisa nyerocos dalam tujuh bahasa—di luar bahasa daerah—tetapi apa yang Anda bicarakan hanya berkisar berlian dan membedah isi majalah People, sebaiknya Anda tak usah bangga dahulu.

3. Bergaul. Bersosialisasilah seluas-luasnya, bukan sebanyak-banyaknya. Luas itu artinya Anda bergaul di berbagai macam kalangan, tanpa punya prasangka dan batasan apa pun. Semua kalangan memiliki keunikannya sendiri. Anda akan menjadi manusia yang lebih terbuka dengan mencoba menyelami aneka rupa kalangan ini. Tak perlu banyak-banyak yang Anda kenal, nanti malah jadi arisan.

4. Jangan biasakan bersembunyi di balik orang lain untuk menjadi percaya diri. Kalau Anda memang hanya kenal adiknya Titi DJ, bilang saja, ”Oh gue kenal tuh sama Samuel.” Tak perlu mengatakan, ”Oh gue kenal sama adiknya Titi DJ.” Yang Anda kenal Samuel, adiknya Titi DJ. Anda tak kenal Titi DJ, bukan? Jadi jangan membuat orang berasumsi Anda kenal dengan Titi DJ seolah-olah pergaulan Anda begitu hebatnya.

Atau suatu hari teman Anda mengajak pergi dan kebetulan dia mengenal Dian Sastro dan mengajaknya pergi bersama. Ketika ditanya apa yang Anda lakukan kemarin, Anda bilang saja pergi ke Ancol. Tak perlu mengatakan, ”Kemarin gue sama Dian Sastro ke Ancol.” Yang kenal Dian dan mengajaknya pergi itu teman Anda dan bukan Anda. Oke?

5. Biasakan menjadi pribadi yang sederhana, rendah hati, dan tak perlu petantang-petenteng. Percaya diri itu bukan artinya Anda membeberkan kehebatan pribadi Anda. Ingat akan pepatah yang mengatakan, padi yang makin berisi itu makin merunduk.

Kiat Sukses Membangun Kepercayaan Diri

Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri.


Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang paling terkenal.

Penilaian ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi kita juga harus melihat fenomena yang lebih luas, bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian dari penunjang kesuksesan.

Di luar kemampuan itu, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam memprediksi kesuksesan seseorang; itulah yang kita sebut, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras, serta kebulatan tekad seumur hidup yang dimilikinya.

Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih.

Di sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah perkara gampang. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Ada kalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya.

Pada saat semacam inilah, rasa percaya diri sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli menilai bahwa percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Berikut ini adalah beberapa kiat guna membangun percaya diri.

Pertama, berani menerima tanggung jawab. Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja tinggi.

Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja.

Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"

Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali.

Keempat, berani mengambil risiko. Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin.

Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan.

Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla. Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama?

Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita.

Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita. Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri merupakan sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut.

Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita.

Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif.

Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri.

Kita harus benar-benar menyadari bahwa Allah menciptakan kita benar-benar dengan perhitungan dan pertimbangan Yang Mahacermat. Seperti di firmankan Allah SWT dalam Quran surat at-Tiin ayat 4, "La qad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim" (Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Wallahu a`lam.n deny riana/mqp

Sumber : http://www.republika.co.id/

5 Cara Menggunakan Facebook untuk Menghasilkan Uang


Setelah rajin nongkrong di facebook, pertanyaan yang mungkin anda pikirkan adalah bagaimana cara menghasilkan duit dari “mainan” yang makin digandrungi ini? Benarkah facebook bisa menjadi sumber penghasilan berikutnya?

Jika anda tertarik menghasilkan uang lewat jejaring sosial ini, berikut 5 langkah standar yang sudah umum dibicarakan:

Pertama, facebook untuk jualan. Dengan cara ini anda bisa berjualan produk secara langsung. Facebook menyediakan aplikasi sendiri yang dinamakan “marketplace”. Anda juga bisa langsung jualan kepada teman-teman atau grup yang berada satu jaringan.

Kedua, membuat facebook application. Cara ini sangat maknyuss bagi anda yang punya keterampilan programming. Seperti di tempat lain, dengan semakin banyaknya pengguna facebook, kebutuhan terhadap aplikasi made in Indonesia juga akan ikut terdongkrak.

Ketiga, menggunakan facebook untuk beriklan. Ini adalah cara tidak langsung, tetapi jika iklan anda berhasil menyasar konsumen potensial, facebook otomatis akan mendatangkan antrian pembeli. Kelebihan facebook, anda bisa memilih target market mana saja yang ingin anda banjiri dengan iklan.

Keempat, jualan jasa. Anda bisa mengumpulkan recehan di facebook dengan mengutip biaya pada aplikasi yang anda buat. Syaratnya, tentu saja anda perlu terlebih dulu membuat aplikasi yang digemari. Jika anda penggemar game misalnya, di facebook banyak aplikasi yang menawarkan layanan premium. Soal pembayaran, cukup menggunakan paypal saja.

Kelima, mencari investor. Di facebook anda kembali bertemu dengan banyak orang kendati tidak secara langsung. Nah, jika anda punya ide bisnis yang potensial, bisa saja menawarkannya kepada teman-teman dijaringan anda untuk mendanainya.

Lima langkah tersebut pernah ditulis di mashable.com. Nah, berikut catatan saya:

Pertama, tidak semua orang bisa menjalankan sekaligus kelima langkah tersebut, terutama untuk poin kedua dan keempat.

Facebook apps memang paling digemari, tetapi jika tidak bisa programming berarti kita harus memakai jasa programmer dan itu biayanya tidak sedikit.

Kedua, setidaknya hingga saat ini, pasang iklan di facebook harus menggunakan kartu kredit dan ongkosnya dalam dolar. Agak ribet buat orang Indonesia yang belum terbiasa atau tidak punya credit card.

Ketiga, banyak diketahui facebook lebih diminati sebagai tempat having fun dan belum menjadi kawasan belanja untuk kebanyakan orang. Tapi, keadaan seperti ini bisa bergeser cepat di masa datang.

Jadi, cara mana yang anda pilih untuk menambang uang di facebook?